Prabowo Subianto menyatakan mundur dari keanggotaan Dewan Penasehat Partai Golkar dan juga sebagai anggota partai ini.
Dalam pernyataannya di Jakarta, Senin, Prabowo mengemukakan keputusannya telah disampaikan kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla, dalam pertemuan mereka pada Sabtu 12 Juli 2008.
Prabowo mengemukakan putusan untuk mundur itu dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa selama menjadi anggota Dewan Penasehat dan sebagai anggota biasa partai berlambang pohon beringin ini dirinya kurang berperan secara maksimal.
Dilain waktu, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini mengungkapkan, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memang meminangnya untuk kemungkinan maju dalam rivalitas Pemilihan Presiden (Pipres) 2009.
"Tokoh-tokoh Gerindra memang sejak awal selalu mendesak saya untuk bergabung dan mereka berkali-kali menyatakan ingin mengusung saya," kata Prabowo di Jakarta, Senin.
Prabowo mengemukakan, platform Partai Gerindra memang dekat dengan cita-cita dan pandangannya mengenai ekonomi kerakyatan serta kembali ke Pasal 33 UUD 1945 versi 18 Agustus 1945.
"Rohnya UUD 1945 harus ditegakkan. Kita kehilangan arah. Kita lebih kapitalis dari negara-negara kapitalis," katanya.
Dia menyatakan, kapitalis di Indonesia tumbuh tidak terkendali. Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati segelintir orang. "Ini yang akan kita perbaiki. Gerindra memiliki platformnya yang jelas dan tegas," katanya.
Mengenai keinginan Partai Gerindra mencalonkan dirinya sebagai presiden, Prabowo mengemukakan, dirinya masih akan melihat perkembangan dan dinamika politik mendatang.
"Marilah kita lihat perkembangan dinamika politik. Tentunya, kalau ada respon dan dukungan riil, setiap warga negara harus menanggapi sebagai panggilan tugas. Tetapi kalau tidak ada dukungan dan respon, saya kira realistis," katanya.
Jika dukungan yang diperolehnya tidak signifikan, bisa berjuang di forum lainnya. "Ini bukan keinginan pribadi. Jika masyarakat menghendaki, warga negara harus mau. Kalau dukungannya kecil untuk apa," katanya.
Dia menyatakan, sikapnya itu bukan soal ingin atau tidak ingin dicalonkan atau mencalonkan, tetapi lebih merupakan jawaban terhadap jawaban. Kalau kebutuhan rakyat memang menghendaki, maka harus direspon secara baik.
"Kita akan lihat dinamika perkembangan politik. Saya akan jawab respon dari masyarakat," katanya.
Mengenai pengunduran dirinya dari Golkar, Prabowo menjelaskan, keputusan itu sebenarnya berat. Dengan pengunduran diri itu, dirinya harus melepaskan hubungan politik dengan pendukungnya, baik di DPP Golkar maupun di DPD Golkar.
"Hubungan saya dengan JK (Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla) itu baik sekali. Keputusan ini sebenarnya berat bagi saya. Saya dulu di tentara, saya tahu Golkar yang mendirikan adalah tentara," katanya.
Namun keputusan itu harus dilakukan supaya tidak ada kerancuan dan ketidakjelasan di masyarakat. "Guru kami sama, Jenderal M Jusuf. JK dulu dekat dengan Pak Jusuf, saya juga dibesarkan Jenderal Jusuf," katanya.